Sesungguhnyasemua itu diperuntukkan bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Apabila ia tidak mampu mengikuti semuanya maka hendaknya ia memperhatikan yang lebih diprioritaskan. Seorang penuntut ilmu hendaknya memotivasi teman-temannya di dalam menuntut ilmu. Hendaknya ia tunjukkan jalan-jalannya, dan memalingkan mereka dari hal-hal yang

paling pokok ialah kesungguhan. Segala sesuatu bisa dicapai asal mau bersungguh-sungguh dan bercita-cita luhur. Barangsiapa bercita-cita ingin menguasai kitab-kitabnya Imam Muhammad bin Al Hasan, asal disertai dengan kesungguhan dan ketekunan, tentu dia akan menguasai seluruhnya, paling tidak sebagian. Jika ada yang bercita-cita ingin pandai, tapi tidak mau bersungguh-sungguh dalam belajar, tentu dia tidak akan memperoleh ilmu kecuali sedikit. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mencintai sesuatu yang luhur/tinggi dan membenci sesuatu yang rendah.” Dikatakan oleh seorang penyair, “Janganlah kamu tergesa-gesa ingin mencapai sesuatu tapi cobalah terus bersabar ulet, karena sabar itu ibarat api yang dapat melunakkan tongkat dari besi.” Dikatakan, “Penderitaan, kelemahan, dan penyesalan yang diderita manusia sering timbul dari rasa malas. Oleh karena itu, jauhilah rasa malas dan jauhi membicarakan hal-hal yang tidak jelas.” Disebutkan sungguh sifat malas itu timbul karena kurangnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu. Oleh karena itu santri harus berpayah-payah dalam menuntut ilmu. Karena ilmu itu kekal sedangkan harta benda akan sirna. Sebagaimana dikatakan Ali bin Abi Thalib, “Aku senang menerima pemberian Tuhan Maha Perkasa. Kita diberi Ilmu, dan musuh-musuh kita orang-orang kafir diberi harta benda. Karena harta akan segera sirna, sedang ilmu itu abadi takkan pernah hilang.” Oleh Syaikh Az-Zamuji, Ta’lim Muta’allim [Graha Sedekah; dengan semangat baru memulai perjalanan sejak dilaunching 17 Agustus 2015. Demi menggerakkan generasi qur’ani Indonesia melalui cita-cita visioner mengenai pendidikan yang islami, akan terus berperan aktif dengan semangat tanpa henti untuk fokus mengelola potensi umat dalam rangka membangun peradaban menuju ridlo ilahi]

Bahkanmenurut Imam as-Syafi'i, dalam menuntut ilmu janganlah langsung merasa puas terhadap apa yang telah didapat dan jangan hanya menuntut ilmu di satu daerah saja. "Pelajarilah ilmu agama (tuntutlah ilmu agama dengan bersungguh-sungguh dan tekun) sebelum ilmu agama itu ditarik, dicabut oleh Allah. Caranya Allah mencabut ilmu agama

Ilmuyang bermanfaat adalah ilmu yang diambil dari Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya shallallahu 'alihi wa sallam. Dia adalah ilmu yang dapat membersihkan hati, memperbaiki jiwa, serta dapat merealisasikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Yang seharusnya memotivasi hamba untuk bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu yang bermanfaat.
3 Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ketika menuntut ilmu hendaknya kita bersungguh-sungguh dan selalu antusias untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Tuntutlah ilmu seolah-olah tidak pernah kenyang dengan ilmu yang didapatkan, hendaknya kita selalu berkeinginan untuk menambah ilmu kita.

Bersungguhsungguh. Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan, begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari : Pepatah mengatakan: من جَدَّ وَجَدَ. Barang siapa bersungguh-sungguh dia pasti dapat. 3. Kesabaran

Siswacenderung mencari ilmu, sedangkan mahasiswa MENUNTUT untuk bisa menguasai ilmu. Tanpa tuntutan (sungguh-sungguh) tentu saja ilmu yang di dapat barangkali minim dari kesempurnaan. Nah, semoga pemaparan di atas bisa menjadi pemantik para mahasiswa baru untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Jikakita ingin menuntut ilmu harus memahami adab menuntut ilmu kepada diri sendiri yaitu niat karena Allah, menghilangka sifat sombong, kerendahan hati tunduk pada perintah guru atau dosen yang memberikan kita ilmu, Kemudian bersungguh-sungguh, siap mengorbankan apapun untuk menuntut ilmu baik harta, waktu, pikiran, dan tenaga.

Selaluberdoa pada saat menuntut ilmu. Seperti Nabi Muhammad yang sering kali berdoa dalam menuntut ilmu, sebagai berikut: Artinya: "Ya Allah, berikanlah manfaat atas apa yang Engkau ajarkan untukku, ajarilah aku dengan hal-hal yang bermanfaat untukku, serta tambahkanlah aku ilmu." Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Bersungguhsungguh meraih hal yang bermanfaat, maka jika seorang hamba telah diberikan taufiq kepada hal-hal yang bermanfaat hendaknya ia bersungguh-sungguh untuk meraihnya. dan hendaknya ia meminta pertolongan kepada Allah dalam mencari ilmu, dan janganlah ia bersikap lemah dalam menuntutnya, jika sudah melakukan hal-hal ini maka ia akan vhJ6.
  • dzci1p5m7u.pages.dev/386
  • dzci1p5m7u.pages.dev/265
  • dzci1p5m7u.pages.dev/387
  • dzci1p5m7u.pages.dev/601
  • dzci1p5m7u.pages.dev/65
  • dzci1p5m7u.pages.dev/250
  • dzci1p5m7u.pages.dev/455
  • dzci1p5m7u.pages.dev/148
  • dzci1p5m7u.pages.dev/943
  • dzci1p5m7u.pages.dev/60
  • dzci1p5m7u.pages.dev/262
  • dzci1p5m7u.pages.dev/714
  • dzci1p5m7u.pages.dev/39
  • dzci1p5m7u.pages.dev/278
  • dzci1p5m7u.pages.dev/738
  • bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu